TRIBUNNEWS.COM- Hedley Churchward adalah warga Inggris pertama yang naik haji tahun 1910, saat itu masih jaman kekhalifahan Turki Ustmani (berakhir 3 Maret 1924) yang sangat ketat menyeleksi tamu-tamu Allah di Masjidil Haram. Hedley seorang pelukis terkenal tahun 1880an memeluk Islam berganti nama menjadi Mahmoed Mubarak.
Setelah belajar Islam di Universitas Al-Azhar, Mesir selama bertahun-tahun, Churchward menjadi dosen Sirah terkenal di Akademi Qadi. Latar belakang keluarganya sebagai pemuka di Inggris, masih meninggalkan rumah kuno berusia 700 tahun bahkan sebagai rumah tertua di Inggris.
Semula ia sebagai pelukis dan pengagum seni mengadakan perjalanan ke Spanyol dan untuk pertama kalinya menyaksikan arsitektur-arsitektur Islam yang mewah. Churchward lalu melanjutkan perjalanannya ke Maroko dan di negeri ini ia sangat terkesan dengan gaya hidup Islami masyarakatnya yang masih murni dan penuh kelembutan.
Setelah beberapa kali mengunjungi Maroko, ia membuat keputusan yang membuat kaget keluarganya untuk mengucap dua kalimat syahadat dan menjadi seorang muslim. Kemudian ia menikah dengan seorang perempuan Mesir, putri dari seorang hakim di Al-Azhar.
Berkat kehebatannya dalam kesenian, dia dipercaya membuat dekorasi untuk salah satu masjid. Bahkan ketika bertemu Presiden Afrika Selatan, Paul Kruger, Churchward diberi izin membangun masjid pertama di Afrika Selatan tepatnya di kota Witwatersrand.
Meski sudah masuk Islam dan mempelajari Islam, Mubarak selalu berpikir dan merasa bahwa dia belum sepenuhnya bersatu dengan Islam. Ia sangat ingin menunaikan ibadah haji untuk menyempurnakan keislamannya.
"Suatu senja, ketika aku sedang berjalan-jalan di sekitar Piramida yang menjulang ke langit saat matahari terbenam, aku melihat garis cakrawala kota Kairo di balik debu Afrika yang tenang, aku memutuskan untuk melakukan apa yang sangat ingin kulakukan sejak saya menjadi seorang muslim, aku akan mengunjungi Kabah di Makkah" kata Churchward waktu itu.
Saat akan memasuki kota suci Makkah, Churchward diinterogasi selama 3 jam terkait keislamannya. Churchward harus menjalani pemeriksaan oleh kadi (hakim agung dalam Islam). Akhirnya Mubarak lulus dalam ujian itu dan mendapatkan izin mengunjungi Makkah dan tidak mendapat hambatan birokrasi.
Pada tahun itu juga, Mubarak berangkat ke Mekkah melewati Afrika Selatan. Lalu melanjutkan perjalanan yang melelahkan melalui Bombay dengan menggunakan mesin uap. Dari Bombay, ia pindah kapal bernama SS Islamic, kaptennya seorang Skotlandia. Kapal itu dilengkapi persenjataan untuk mengantisipasi serangan para bajak laut selama perjalanan menuju Laut Merah.
Saat kapal berlabuh di Pelabuhan Suakin, Sudan, Mubarak alias Churchward mendatangi kantor British Council dan mendapat informasi bahwa ia tidak akan diizinkan masuk ke kota Makkah sesampainya di Jeddah.
Namun Mubarak tetap melanjutkan perjalanannya sampai tiba dengan selamat di pelabuhan Jeddah. Dengan bekal "paspor rekomendasi hakim" yang sudah disahkan oleh para ulama di Mesir dan para pejabat Ustmaniyah, Mubarak tidak menghadapi hambatan apapun. Bersama pembimbing hajinya, Mubarak lalu menuju kota suci Makkah dengan mengendarai kuda kecil.
Pada masa itu, para jamaah haji yang menggunakan alat transportasi tradisional sering mengalami serangan dari para perampok. Tapi Churchward atau Mubarak berhasil melewati situasi berbahaya itu dalam perjalanan panjang dan melelahkan.
Dengan keyakinannya bahwa Allah akan memberikan yang terbaik, Mubarak akhirnya sampai ke tanah suci meski harus menempuh perjalanan selama lima bulan. Ia menyempurnakan rukun Islam dan menjadi orang Inggris pertama yang menjadi tamu Allah. Labbaik Allahumma Labbaik (berbagai sumber)
No comments:
Post a Comment