Saturday, October 9, 2010

SBY Batal ke Belanda karena Wilders Tokoh Anti Islam

SBY Batal ke Belanda karena Wilders Tokoh Anti IslamGeert Wilders dalam sebuah talkshow di televisi Belanda Mei 2010, pernah secara tegas menolak masuknya warga Indonesia untuk tinggal di Belanda. Penolakan ini terkait dengan program partainya PVV yang memang anti imigran dari negara-negara Islam.

TRIBUNNEWS.COM - Penundaan kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Belanda masih hangat dibicarakan di negeri kincir angin tersebut. Kabar terbaru, media lokal Nederlands Dagblad memberitakan pembatalan itu bukan karena sidang RMS namun lebih disebabkan oleh sikap Indonesia yang menolak Geert Wilders tokoh Kristen yang menolak imigran Islam masuk Belanda.

Harian kristen Nederlands Dagblad Sabtu (09/10) waktu setempat, mengutip pihak yang terlibat langsung dalam keputusan pembatalan kunjungan. Menurutnya, sidang kilat RMS hanyalah saluran kemarahan. Sedangkan alasan sebenarnya adalah faktor sikap Geert Wilders.

Wilders merupakan politikus anti Islam dan pemimpin partai PVV. Partai ini terlibat dalam penyusunan kebijakan pemerintah baru Belanda.

SBY ingin menunda kunjungan sejak pemimpin partai kanan populis PVV punya peran politik penting di Belanda. Niat berkunjung makin surut setelah Wilders mengatakan tamu Indonesia harus jaga mulut (een toontje lager moesten gaan zingen). Ini komentar atas wawancara Dubes Habibie yang mengkritik Wilders di koran Financiele Dagblad.

Kesemua faktor itu kemudian berpuncak pada gugatan RMS. Presiden Indonesia akhirnya memutuskan untuk membatalkan kunjungan kenegaraan.

Wilders sendiri bereaksi lewat twitter. "Apapun alasan Yudhoyono tidak ke Belanda, saya tidak peduli. Ia (Presiden RI, red) lebih dulu mencekal saya di Indonesia," twitter Wilders yang dikutip lagi oleh koran Belanda tersebut.

Deplu Belanda tak mau memberi reaksi atas artikel Nederlands Dagblad karena harian itu memakai sumber anonim. Tidak jelas apakah sumber tersebut adalah sumber di Indonesia atau di Belanda. Dan hingga kini Presiden SBY belum menentukan waktu untuk berkunjung ke Belanda.

Presiden SBY dalam pidatonya 7 Oktober kemarin mengungkapkan, sidang RMS di Belanda dinilai melanggar etika dan hubungan antar bangsa yaitu Indonesia dengan Belanda.

Presiden SBY beralasan, sebagai tamu negara yang diundang oleh Ratu Beatrix untuk hadir ke Belanda, namun pada saat besamaan pengadilan di negeri tersebut menggelar sidang yang menyinggung bangsa Indonesia.

Republik Maluku Selatan adalah organisasi yang makar dan ingin melepaskan diri dari Indonesia. RMS dipimpin oleh orang keturunan Belanda-Maluku yang bergerak di Belanda. Orang Maluku pun menentangnya dan menganggap RMS adalah organisasi pembangkang. (*)

No comments:

Post a Comment