KOMPAS.com - Namanya Vanessa K. Ong, dalam kartu namanya, jabatan yang ia pegang di PT Nyonya Meneer adalah Business Development Associate. Lulusan University of Hawaii jurusan bisnis ini merupakan keturunan langsung dari pendiri tempatnya bekerja sekarang, ia cicit dari Lauw Ping Niao, alias Nyonya Meneer. Dara berusia 23 tahun ini punya cita-cita untuk membuat anak-anak muda menyukai tradisi leluhurnya dengan memodernkan jamu.
Jamu yang di-blend adalah kreasi yang dibuat anak dari Presiden Direktur PT Nyonya Meneer ini. Kepada Kompas Female, usai peresmian Taman Djamoe Indonesia milik PT Nyonya Meneer di kawasan Bergas, Semarang, Jawa Tengah ini bercerita, "Sejak tahun 1998 saya sudah tinggal di luar negeri. Perspektif saya sudah mirip orang bule. Orang-orang luar negeri sering menanyakan kebudayaan dan tradisi asal saya. Hal ini membuat saya makin ingin mendalami kekayaan kita."
Vanessa bercerita, kala ia di Hawaii, kerap kali teman-temannya yang beda kewarganegaraan menanyakan kebudayaan negaranya. Ia merasa belum tahu banyak tentang itu. "Orang bule lebih mengapresiasi tradisi kita, saya ingin mengajak anak-anak muda untuk ayo lihat apa yang kita punya. Sungguh banyak, kita harus bangkitkan kesadaran akan apa yang kita punya. Mungkin, anak-anak yang lama tinggal di luar negeri akan menyadari betapa orang luar yang ingin tahu banyak tentang kebudayaan kita, harusnya hal ini menjadi semacam cermin untuk kita mengenali apa dan siapa tradisi negara kita. Jangan sampai apa yang kita punya diambil dan dijalani orang lain," cerita Vanessa.
Di Hawaii, Vanessa mengatakan ia dengan mudahnya mendapatkan makanan dan minuman yang alami dan segar. Tetapi, begitu ia kembali ke Jakarta, ia merasa kesulitan mencari bahan makanan alami, kebanyakan makanan camilan yang kurang sehat, seperti gorengan. Hal ini menggelitik jiwa bisnisnya untuk memanfaatkan salah satu kekuatan Indonesia dan mengambil jalan dari bisnis keluarganya, yakni tanaman herbal, atau jamu. "Di Hawaii saya sering sekali minum jus buah-buahan yang sehat, lalu saya berpikir, mengapa tidak buat jamu blended?" ungkap kelahiran 30 Januari 1988 ini.
"Jadi, konsepnya, minuman segar tetapi tidak terlalu berat. Idenya pertama dari Pak Jonathan, saudara saya. Di tahun 2005 beliau buka gerai di ITC Senayan, lalu sempat vakum sebentar karena dia harus teruskan kuliah, lalu saya mulai lanjutkan usahanya. Namanya waktu itu Meneer Cafe, ada tempat duduk, lengkap. Kelar kuliah tahun 2008, saya coba bantu-bantu, lalu ayah saya bilang, konsepnya yang cepat saji saja, jadi namanya diubah Meneer Cafe Express. Butuh upaya untuk rebranding lagi. Menunya sudah cukup oke, konsepnya juga oke, tinggal memilih target market yang tepat," lanjut putri sulung Dr Charles Saerang, Presiden Direktur PT Nyonya Meneer ini.
Satu pasar yang ia coba kejar adalah anak-anak muda, Vanessa mengatakan, "Anak-anak muda selama ini berpikir jamu itu pahit, jadi saya mencoba mencari cara bagaimana membuat jamu tidak terlalu pahit. Akhirnya, saya coba campur-campur. Yang pertama saya buat adalah minuman Machoman. Isinya, jamu Sehat Perkasa dengan bubuk cokelat dan susu rendah lemak, ternyata banyak yang suka, termasuk wanita, karena rasa cokelatnya, tak masalah kok diminum wanita juga, karena khasiatnya bagus untuk peredaran darah. Sekarang ini ada sekitar 10-12 menu yang sudah saya kreasikan. Intinya, jamu dicampur dengan bahan-bahan alami dan segar, seperti buah-buahan."
Beberapa kali Meneer Cafe Express berganti lokasi, terakhir, mereka menempati lokasi di La Codefin, kawasan Kemang, Jakarta Selatan, dan mengikuti bazaar-bazaar yang berkenaan dengan anak muda supaya bisa makin dikenal, "Karena ditujukan kepada anak-anak muda, saya mencoba ke membidik anak-anak yang masih mementingkan tradisi, jadi kita coba ke ISI atau IKJ. Anak-anak seni responsnya oke. Namun, tetap masih ada kendala edukasi dan pengetahuan mengenai jamu yang minim. Sebagian juga masih berpikiran bahwa jamu itu identik dengan pahit. Kami tidak bisa memakai kata-kata jamu, tapi menggunakan kata-kata herbal. Promosinya harus lebih gencar dan menyangkut penerimaan anak-anak muda itu," ungkap Vanessa.
Butuh tekad kuat untuk mengerjakan hal ini dan mempromosikan tradisi serta mengajak orang-orang untuk hidup sehat apalagi berkenaan dengan jamu, Vanessa berujar, "Untuk saya mengerjakan Meneer Cafe Express, ayah saya tidak pernah memaksa saya. Ia membebaskan saya untuk melakukan apa yang saya inginkan. Tetapi saya rasa ini berasal dari jiwa patriotik saya. Selama tinggal di luar negeri, saya selalu homesick. Jauh dari rumah membuat saya selalu ingat masa kecil di Semarang, Yogyakarta, dan Bali. Sekembalinya saya ke sini, perspektif saya jadi seperti orang bule. Melihat kultur kita sebagai sesuatu yang harus digali yang seharusnya saya manifestasikan. Kangen dan ingin mengembangkan sesuatu dari apa yang kita punya."
Ke depannya, Dr Charles Saerang sempat mengungkap ia ingin lebih mengembangkan Meneer Cafe Express ke sistem franchise, pihaknya sedang mengembangkan desain dan menu, tinggal membidik target market yang tepat. Menu favorit, selain Machoman adalah Charm Lady, yakni campuran lemon juice, jeruk, pir, dan ekstrak Awet Ayu, rasanya asam dan segar, baik untuk kecantikan perempuan. Harga minumannya berkisar antara Rp 10.000-Rp 12.000.
"Saya bangga dengan jamu. Barusan saya lihat ada tamu ayah dari Taiwan yang sangat berminat dengan jamu. Saya masih harus belajar lagi untuk lebih tahu mengenai tanaman-tanaman herbal yang Indonesia miliki. Di Taman Djamoe Indonesia ini ada bagian riset, saya akan lebih banyak belajar lagi untuk mengembangkan menu-menu di Meneer Express," tutup Vanessa.
No comments:
Post a Comment