Friday, April 9, 2010

'Samudera Sampah' Itu Masih Ancam Bumi

'Samudera Sampah' Itu Masih Ancam BumiVIVAnews - 'Samudera sampah' telah ditemukan sekitar tahun 1997. Lokasinya berada di tengah-tengah bagian utara Samudera Pasifik. Jumlah sampah yang luar biasa besarnya di dalam kolom air membuat lokasi itu layak dijuluki Samudera Sampah.

Seperti dilansir Washington State University Today, Sabtu 10 April 2010, ilmuwan kembali mencari jalan keluar untuk mengatasi sampah yang tersebar di wilayah yang luasnya dua kali daratan Amerika Serikat itu.

Sampah yang berada di area dengan garis tengah ratusan kilometer dengan ketebalan mencapai 10 meter itu menjadi ancaman bagi Bumi. Adalah Kapten Charles Moore, pelaut yang menemukan lokasi itu berbicara di hadapan mahasiswa.

"Diperkirakan ada sekitar 100 juta ton plastik terjebak di dalam pusaran arus laut (North Pacific Gyre)," kata Moore saat memberikan kuliah umum di kampus itu.

Setiap kali dirinya berjalan ke atas dek kapal, dia menyempatkan diri melihat garis horizon antara laut dan langit. Pemandangan yang sangat tidak indah didapat.

"Saya melihat botol sabun, penyumbat botol atau sisa-sisa sampah plastik dari rambut palsu," kata dia. "Ironis, saya berada di tengah samudera tapi tidak dapat menghindari plastik yang ada di berbagai titik".

Sejak menemukan lokasi itu, Moore semakin mengerti dan mempelajari lebih jauh tentang daur ulang sampah plastik. Dia pun mengabdikan dirinya kepada media-media ilmiah.

Diprediksi, sampah-sampah yang berusia sekitar 50 tahun lalu itu masih ada terjebak di pusaran air. Sampah-sampah ini tidak terdeteksi citra satelit. Sebagian besar berada di kolom air atau hanyut ke pinggir pantai.

Lokasi tepatnya berada di 'zona konvergensi'. Yang berada membujur ratusan kilometer dari ujung ke ujung melintasi Kepulauan Hawaii, sekitar tengah-tengah antara Jepang dan California di Pantai Barat Amerika.

No comments:

Post a Comment