Mengejutkan! Wahyu Ningsih (19), siswi sebuah SMKN di Muaro Jambi yang kemarin tewas menelan racun jamur tanaman ternyata peraih nilai ujian nasional tertinggi di sekolahnya untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Ningsih, demikian kawannya biasa memanggil, mendapat nilai delapan untuk Bahasa Indonesia. Dalam pesan pendek (SMS) yang dikirim sebelum menelan racun, gadis itu mengaku sangat syok karena amplop berisi keterangan kelulusan menyebutkan ia harus mengulang tes matematika pada bulan Mei nanti.
"Kami sebenarnya diingatkan oleh guru supaya membuka amplop setelah sampai rumah saja," kata Mimi rekan Ningsih saat mengenang kejadian Senin siang lalu.
Menurut Mimi, Ningsih menjadi satu satunya murid yang tak lulus di antara siswa kelas III di sekolahnya. Mungkin karena itu pula Ningsih sangat sulit ditenangkan ketika sedang histeris. Saking terpukulnya, Ningsih malah sempat rebah di tanah, membiarkan pakaiannya kotor.
Ia lantas diantar pulang ke rumahnya di Desa Muara Jambi oleh satu rombongan. Para pengantar tersebut terdiri dari lima guru dan tiga siswi teman dekatnya. Selama dalam perahu yang mengantarkan mereka menyeberangi Sungai Batanghari, Ningsih tetap tak henti menangis.
Masih menurut kesaksian Mimi, sekitar pukul 14.30 rombongan tiba di rumah orangtua Ningsih. Para pengantar pun tak langsung pulang. Mereka tetap menemani dan menghibur Ningsih selama sekitar sejam. "Tapi, selepas azhar, sekitar jam empat, dia kirim SMS ke saya. Ia meminta saya dan kawan kawan supaya datang ke rumahnya nanti malam, dan menjelaskan ketidaklulusannya kepada orangtuanya," kata Salmi (18), sahabat Ningsih yang lain.
Pesan pendek itu lantas disambungkan kepada Mimi. Keduanya sepakat untuk mendatangi rumah Ningsih pada Senin malam. Namun, ketika mereka datang ke rumah Ningsih sekitar pukul 19.30, sahabat mereka itu telah dilarikan ke rumah sakit.
Ternyata Ningsih melakukan upaya bunuh diri. Ia diperkirakan melakukan tindakan meracun diri sekitar pukul 15.30 atau 16.00. Itu terjadi setelah kakaknya pergi meninggalkan rumah untuk membantu persiapan hajat di rumah seorang tetangga.
Paman korban, Subrata (29) mengatakan, sebelum menelan serbuk fungisida Ningsih telah mengeluhkan ketidaklulusannya kepada kakaknya, Haris. Sepengetahuannya, Ningsih bercerita bahwa ia khawatir akan mendapat marah dari orangtuanya. Sang kakak pun sempat menenangkannya.
Selepas itu, Ningsih terlihat tenang. Ia bahkan sempat mencuci pakaian seragamnya yang kotor, juga mengambil air wudhu serta shalat. Sayangnya, ketika sang kakak pulang ke rumah sekitar maghrib, Ningsih sudah dalam kondisi lemas di dalam kamarnya. Mulut gadis itu pun berbusa. Gadis malang itu lantas dilarikan ke Rumah Sakit Bratanata, Kota Jambi.
Ketika mobil yang mengangkutnya mampir di Desa Jambi untuk mengisi bensin, denyut nadi Mingsih masih terasa. Tapi nasib berkata lain, nyawanya tetap saja tak tertolong begitu sampai di rumah sakit sekitar pukul 19.00. - JAMBI, KOMPAS.com
No comments:
Post a Comment