Seorang tukang tambal ban di sebelah barat jembatan Kiringan Lasem, tepi jalur Pantura Rembang, Jawa Tengah, bernama Wiwit (21) tewas seketika setelah badannya terhantam pecahan pelek dari ban yang meletus saat diperbaiki.
Dua lainnya luka ringan pada peristiwa Rabu (15/9/2010) yakni ayah korban, Wiyono, dan seorang kawan korban, Wawan, yang membantu usaha jasa bengkel itu.
Saksi mata, Kusno, mengatakan, musibah sekitar pukul 02.30 WIB. Mereka bertiga sibuk mengganti ban truk peti kemas kemudian dilanjutkan dengan mengisi angin di ban itu.
Ia mengatakan, kemungkinan pemasangan ring pelek tidak tepat sehingga terlepas dari posisinya saat ban itu diisi angin.
Kemungkinan, ring itu menusuk ban mengakibatkan letusan cukup keras dan memecahkan pelek itu.
"Suara letusan terdengar sampai radius satu kilometer dan cukup membuat saya kaget. Saya langsung memutuskan melihat ke sumber letusan untuk memastikan apa yang terjadi," katanya.
Pecahan pelek itu membentur muka Wiwit dan menyebabkan rahang serta mukanya terluka parah. "Ayah dan temannya beruntung tidak mengalami luka serius," katanya.
Mobil ambulans yang dihubungi tidak lama tiba di lokasi kemudian mengangkut korban tewas dan luka-luka ke RSUD dr R. Sutrasno Rembang.
Kepala Kepolisian Resor Rembang, AKBP Susilo Teguh Raharjo, mengimbau pekerja bengkel di tepi jalur itu selalu berhati-hati saat bekerja terutama saat banyak kendaraan yang harus dilayani.
"Jika permintaan tambal ban banyak, tetaplah berhati-hati dalam bekerja. Utamakan keselamatan," katanya.
Keluarga Wiyono, belum genap setahun membuka usaha tambal ban di pinggir jalur Pantura Kiringan itu.
Jenazah korban dimakamkan di pemakaman umum desa setempat sekitar pukul 10.00 WIB, sedangkan Wiyono harus menjalani perawatan di rumah sakit usai pemakaman anaknya.
kompas
No comments:
Post a Comment