Friday, February 25, 2011
Tim Vulkanologi Selidiki Suara Gemuruh
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Jakarta menerjunkan tim untuk mengetahui gejala alam di balik suara-suara gemuruh yang dilaporkan terdengar di wilayah kabupaten sekitar kaki Gunung Wilis (2.552 meter dari permukaan laut/mdpl) di Jawa Timur. Tim yang berjumlah lebih dari satu bekerja di tempat-tempat terpisah, memasang berbagai alat pengukur kegempaan.
Humas Pemerintah Kabupaten Trenggalek Yoso Mihardi yang dihubungi Kamis (24/2/2011) menjelaskan, pihaknya berkirim surat kepada Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk meminta bantuan, apa yang harus diperbuat dengan suara-suara gemuruh dari dalam perut bumi itu yang didengar oleh warga Trenggalek di kaki Gunung Wilis.
"Kami sudah mendapat laporan dari desa-desa dan kecamatan di bawah Wilis sejak akhir Januari. Suara paling keras terdengar di lokasi yang makin dekat dengan puncak gunung, dan makin jauh dari gunung makin tak terdengar. Jadi, ada keyakinan suara gemuruh berhubungan dengan Gunung Wilis," kata Yoso.
PVBMG diberitakan mengirim tim ke Trenggalek dan Ponorogo untuk mengukur gejala gempa, tremor (getaran) tektonik dan vulkanik di kawasan tersebut. Sebenarnya laporan suara gemuruh juga terdengar di kaki Gunung Wilis arah barat laut, yakni di Dusu Suweru dan Dusun Kandangan, Desa Kare, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun. Laporan yang sama, menurut warga, juga muncul di wilayah lereng utara Gunung Wilis, di Kabupaten Nganjuk.
Bahkan, laporan yang belum dikonfirmasikan warga menyebut munculnya rekahan tanah selebar tiga meter sepanjang sekitar 1 kilometer di dataran tinggi di kaki Gunung Wilis. Namun, belum bisa dipastikan, apakah rekahan tanah tersebut disebabkan oleh longsor oleh air hujan, atau karena fenomena kegempaan akibat aktivitas gunung.
Gunung Wilis selama ini direkam sebagai gunung tidak aktif, atau mati, atau tidak memiliki aktivitas vulkanologi. Tidak ada catatan erupsi gunung sama sekali yang pernah terekam. Gunung Wilis dikelilingi vegetasi hutan rimba, hutan produksi, yang kaya sumber-sumber air. Ada empat air terjun di sekelilingnya, yakni di wilayah Nganjuk, Kediri, dan Trenggalek.
Pada arah Kabupaten Madiun, warga setempat menanam tanaman cengkeh yang subur, akibat musim hujan berkepanjangan akhir-akhir ini.
via kompas
Labels:
Sains
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment