Kompas.com - Ketika kita marah, kondisi ini tidak jarang membuat kita sedih. Dan pada saat merasa kesepian, perasaan ini sering mendorong kita untuk menghindari orang lain. Berita buruknya adalah, rasa marah dan kesendirian bisa dikaitkan dengan penyakit gusi, terutama pada pria.
Hasil ini didapat dari survei terhadap lebih dari 42.500 ahli kesehatan profesional. Hampir 60% dari sukarelawan adalah dokter gigi, 20% dokter hewan, dan sisanya adalah apoteker, dokter mata, dokter osteopati, dan ahli penyakit kaki.
Ketika studi yang dimasukkan di dalam Journal of the American Dental Association ini dimulai tak satu pun lelaki memiliki penyakit gusi. Namun, dalam kurun waktu 4 tahun, 1.100 dari mereka menyatakan memiliki setidaknya satu serangan penyakit gusi. Atau secara resminya disebut periodontitis. Penyakit gusi merupakan sebuah infeksi yang menyerang jaringan yang menyokong gigi. Dan kondisi ini merupakan penyebab utama terjadinya penanggalan gigi pada orang dewasa.
Lelaki yang mengatakan mereka marah dalam setiap hari ternyata memiliki risiko penyakit gusi 43% lebih besar. Lelaki yang mencetak skor marah tertinggi 72% lebih banyak terkena penyakit gusi, dibanding lelaki yang mencetak skor marah terendah.
Dan pria yang dilaporkan memiliki setidaknya satu teman dekat memiliki 30% terkena risiko penyakit gusi ketimbang mereka yang memiliki teman yang lebih banyak. Partisipan yang mengikuti acara keagamaan secara rutin mampu memangkas risiko penyakit gusi hingga 27%.
Peneliti Anwar T. Merchant, DMD, ScD, daru Harvard School of Dental Medicine menyimpulkan, dengan memiliki dukungan sosial dan belajar untuk bisa mengekspresikan rasa marah, mampu menjadi langkah perlindungan gusi yang baik.
No comments:
Post a Comment