Mayoritas mengalami diare berdarah, dan tak sedikit yang mengalami komplikasi ginjal gara-gara E.Coli.
Kasus itu jelas menebar panik ke seluruh penjuru dunia. Tak terkecuali masyarakat Indonesia. Ketakutan cukup wajar karena E.Coli merupakan jenis bakteri yang ditemukan di mana-mana: air, makanan, tanah, toilet, dapur, hingga udara.
Waspada harus. Namun, perlu digarisbawahi bahwa tak semua E.Coli berbahaya. Hanya jenis-jenis tertentu yang dapat mengakibatkan penyakit serius, seperti E.Coli strain O104:H4 yang mewabah di Jerman baru-baru ini, dan E.Coli strain O157:H7 yang mewabah di Amerika Serikat tahun 1982.
Jenis O104:H4 dimasukkan sebagai salah satu Enterohaemorrhagic E.Coli (EHEC), yang bisa menyebabkan pengidapnya mengalami diare berdarah. Bahkan seringkali kasus ini berkembang menjadi haemolytic uraemic syndrome (HUS), penyakit yang bisa menyebabkan kegagalan fungsi ginjal dan berbagai komplikasi infeksi lain.
Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan, Prof dr Tjandra Yoga Aditama, mengatakan bahwa E.Coli hidup di suhu 7 derajat celcius dan mati di suhu 70 derajat celcius. “Jadi jika bahan pangan dimasak dengan benar, bakteri akan mati,” katanya.
Agar terhindar dari bahaya E.Coli, simak panduan Katherine Zeratsky, RD, LD, pakar nutrisi Mayo Clinic:
- Perhatikan tampilan, bau, dan rasa makanan dan minuman sebelum masuk ke tubuh.
- Cuci bahan makanan sampai bersih. Gosok seluruh permukaan dengan lembut.
- Cuci tangan, perabot rumah tangga, dan peralatan dapur dengan sabun dan air hangat sebelum digunakan.
- Pisahkan bahan makanan mentah dari makanan siap saji.
- Masak makanan sampai matang dengan suhu minimal 71 derajat celcius.
- Simpan bahan makanan dengan teknik penyimpanan yang baik di lemari es.
- Hindari jus, produk susu, dan minuman apel yang tidak dipasteurisasi.
- Hindari konsumsi minuman dari sumber air yang terpolusi.
sumber: VIVAnews
[via - resep]
No comments:
Post a Comment