Kocim news - diskusi ini masih bergairah dan membara. saat teman-teman kian deras melempar tanya, tentang ragam menu sajak yang paling disuka. serta bagaimana resep memasaknya agar terasa lezat di lidah para pembaca, bukan malah basi ditelan masa.
kurasa kota ini cukup memberi warna, bagi pohon sajak yang mulai tumbuh dan berbunga. berulangkali waktu menyiramnya. meski sebagian masih sembunyi dari paparan cahaya, lupa ritual fotosintesa. sementara tanah yang diduduki mulai kehilangan hara, pupuk menjadi semacam komoditas paling langka. yang tak semua pemangku kota berbaik hati
mengurusnya, apalagi memberi subsidi penekan harga. mungkin sajak serupa tahanan kota, yang dipenjara arus pop yang berulang diputar di radio, layar kaca, dan ballroom hotel bintang lima. hingga sajak kini mesti rela meringkuk dalam dokumentasi sederhana, di gedung-gedung tua di sudut kota. terasing dan terlupa.
Ada yang Masih Kutunggu
ada yang masih kutunggu dengan setia. semacam peta penunjuk letak tulang rusuk yang hilang di suatu masa. berulangkali kaki merunut dalam setiap alur peristiwa. menunggu pertemuan yang tak kutahu berwujud seperti apa. sebab kalender saja belum tahu tanggal mainnya. pun jalan dan tempat tak dapat dimintai keterangan panggung pertemuan akan dibangun di mana. situasi belum paham detail acara. sementara orkestra langit belum mengirim pertanda, entah menyewa hujan gerimis atau malam purnama. serupa menunggu bus di perempatan atau simpanglima. aku menunggu bus ke arah kota rahasia.
Surakarta, 29 April 2011 ***
Jendela yang Memimpikan Senja
seberkas sinar pagi rutin menyapa jendela yang tirainya kerap memimpikan senja senja nan indah, yang dikemas dalam cerita burung-burung kecil di pohon mangga yang daunnya kerap jatuh menempel kaca
pagi dan senja tak terpaut lama hanya dipisah siang beberapa jam saja tapi menjemukan bagi jendela yang bermukim di arah sebaliknya
dalam penat harap ia berdoa sejenak dilihatnya senja seperti cerita hingga tanah yang iba mengirim gempa membantunya sejenak melihat senja untuk kali pertama dan terakhirnya
Surakarta, 30 April 2011
***
Lasinta Ari Nendra Wibawa. Lahir di Sukoharjo, 28 januari 1988. Menulis puisi, cerpen, artikel, esai, reportase, proposal, karya ilmiah, dan lagu. Ratusan karya pernah dimuat di 30 media massa lokal dan nasional. Sepanjang tahun 2010-2011 telah meraih belasan penghargaan, di antaranya: juara 1 lomba menulis artikel tingkat nasional, juara 1 lomba menulis puisi tingkat nasional, juara 1 lomba menulis artikel tingkat Karesidenan Surakarta, juara 2 lomba menulis artikel tingkat UNS, pemenang favorit lomba menulis cerpen tingkat nasional, karya tulisnya lolos seleksi DIKTI dalam ajang PKM-GT, proposalnya lolos seleksi DIKTI dalam ajang PKM-K, nominator lomba cipta puisi religius tingkat nasional, dan finalis lomba cipta bahan bakar alternatif. Karya juga diterbitkan dalam buku Menolak Lupa (OBSESI Press & Unggun Religi, 2010), Hujan Cinta (UP Gradasi, 2010), Phantasy Poetica, (PM Publisher, 2010), dan Valuta Spesial Cerpen (Bapema FE UNS, 2009). Eks Pemred LPM Eureka & Ketua Divisi Media Apresiasi KMTM FT UNS ini adalah mahasiswa Teknik Mesin UNS angkatan 2007.
No comments:
Post a Comment