Pasukan khusus Israel dikerahkan untuk menyerang salah satu dari rombongan kapal pengangkut bantuan kemanusiaan bagi warga Gaza, Freedom Flotilla. Jumlah korban meninggal dunia dalam serangan yang ditujukan ke salah satu kapal yang juga mengangkut beberapa warga negara Indonesia telah mencapai lebih dari 10 orang.
Radio angkatan bersenjata Israel melaporkan sekitar 14 orang tewas dalam bentrokan yang berlangsung setelah beberapa penumpang dilaporkan mencoba merampas beberapa pucuk senjata dari pasukan elit angkatan laut Israel yang mencoba masuk ke atas kapal.
Sementara TV Al Jazeera dan CNN melaporkan sekitar 30 orang lainnya cedera dalam serangan itu. Televisi Al Aqsa di Gaza menayangkan pasukan Israel yang mengenakan pakaian berwarna hitam diturunkan dari beberapa helikopter dan terlibat bentrokan di atas kapal dengan beberapa aktivis.
Wartawan Gulf News, Abbas Al Lawati, di atas Mavi Marmara yang diserang oleh pasukan Israel kehilangan kontrak dengan kantornyanya saat militer Israel mengacaukan sinyal komunikasi para aktivis. Beberapa penumpang di atas kapal tampak mengenakan masker saat sirene kapal tersebut terdengar sebelum sistem komunikasi di atas kapal diblokir sehingga komunikasi di atas kapal ini terhenti.
Wartawan Al Jazeera melaporkan melalui telepon dari atas kapal Turki itu bahwa pasukan angkatan laut Israel menembaki Mavi Marmara sebelum menginjakkan kaki di atas kapal serta mencederai kapten kapal. Jaringan televisi Turki NTV melaporkan pasukan Israel mengambilalih kendali kapal dengan tembakan senjata.
Beberapa personel pasukan diterjunkan dengan tali dari atas sebuah helikopter yang terbang di atas Mavi Marmara yang juga dikepung oleh kapal perang Israel. Setibanya di atas kapal, salah seorang personel pasukan Israel berteriak untuk memerintahkan para aktivis tidak membuat kegaduhan.
Ini berlangsung saat sejumlah aktivis yang mengenakan jaket penyelamat berwarna oranye berhamburan lari untuk mencari pertolongan bagi seorang aktivis yang tidak sadarkan diri akibat tertembak. Belum diketahui pasti apakah warga Indonesia yang berada di atas kapal menjadi korban bentrokan.
Israel telah memperluas zona militernya di luar Gaza dari 20 mil nautika menjadi 68 mil. Profesor Norman Baech, pakar hukum internasional Jerman yang berada di atas Mavi Marmara menerangkan negara-negara yang terancam keamanannya sering memperluas zona militer angkatan laut hingga 68 mil dari batas garis pantai. KOMPAS
No comments:
Post a Comment